A. Pengertian
Survival
Banyak versi tentang pengertian survival. Survival
berasal dari bahasa inggris survive atau to survive yang artinya bertahan
hidup. Yang dimaksud disini adalah kemampuan untuk dapat bertahan hidup dari
keadaan yang kurang menguntungkan sampai terjalin komunikasi dengan pihak luar.
Survival dapat juga diartikan sebagai upaya untuk mempertahankan hidup dan
keluar dari keadaan yang sulit atau kritis. Dalam arti yang sempit, survival
digunakan dalam kaitan dengan keadaan-keadaan darurat yang terjadi karena terisolasinya
seseorang atau sekelompok orang (disebut sebagai SURVIVOR) akibat suatu musibah
atau kecelakaan. Keadaan tersebut antara lain tersesat di hutan, terdampar di
pulau atau pesawat yang terjatuh disuatu tempat asing. Akibatnya survivor
mengalami kesulitan berkomunikasi dengan masyarakat luas dan dengan demikian
sukar mendapatkan bantuan atau pertolongan yang diperlukan.
Seseorang yang tidak diketahui namanya, telah menyusun
dengan bagus kalimat-kalimat dalam bahasa Inggris yang merangkai kata SURVIVAL.
Kalimat-kalimat ini menggambarkan prinsip-prinsip yang harus dipegang oleh
seorang survivor, yaitu;
Ø (Size Up the Situation), pandailah dalam menilai
situasi, setiap kondisi lingkungan dan perubahan-perubahannya harus betul-betul
diperhatikan agar selamat.
Ø (Undue Haste Make Taste), jangan tergesa-gesa,
biar lambat asal selamat. Setiap tindakan hendaknya dipikirkan untung ruginya.
Kesalahan dalam pengambilan keputusan dapat berakibat kematian.
Ø (Remember Where You Are), Ingat dimana kamu
berada. Baik posisi harfiah yang berarti lokasi dimana berada maupun posisi
yang berarti kondisi dan kedudukan diri pada saat itu.
Ø (Vanquish fear and panic), Kuasai diri dari rasa
takut dan panik yang dapat menumpulkan nalar dan pikiran yang jernih.
Ø (Improvise), Perbaiki diri dari kesulitan. Gunakan
segenap kemampuan dan pengetahuan untuk keluar dari kesulitan yang sedang
dihadapi.
Ø (Value living), Hargailah kehidupan. Jangan
siasakan hidup dengan mengambil keputusan yang ceroboh. Buang pikiran jauh-jauh
dari keinginan bunuh diri.
Ø (Act like the native), Sesuaikan diri dengan
penduduk setempat, sesuaikan dirimu dengan lingkungan disekitarmu.
Ø (Learn basic skill), Pelajari dasar-dasar
pengetahuan dan latihlah kemampuan di alam bebas.
Berbagai tehnik survival telah dikembangkan orang untuk
menghadapi kondisi medan yang memang beragam. Kita mengenal tehnik survival
laut (sea survival) yang dipersiapkan untuk menghadapi kemungkinan kecelakaan
di laut, survival padang es bagi yang tersesat di pegunungan atau padang salju,
survival rimba (jungle survival) bagi yang mengalami musibah atau tersesat di
rimba daratan atau pengunungan, survival gurun dan lain sebagainya. Walaupun
demikian, terdapat kesamaan tujuan yang mendasari berbagai tehnik survival
tersebut, yaitu memulihkan kembali hubungan dengan masyarakat umum. Oleh sebab
itu yang ditekankan dalam setiap tehnik survival ini adalah bertahan hidup,
mempertahankan hidup lengkap dengan segenap kemampuannya dan kemudian
memutuskan isolasi yang menghambat komunikasi survivor dengan masyarakat umum.
Dilihat dari kondisi alam Indonesia maka pengetahuan
survival ini harus disesuaikan, juga dengan iklim tropis yang ada di negara
kita. Di Indonesia daerah yang akan ditemui adalah : hutan belantara, rawa,
sungai, padang ilalang, gunung berapai dan lain sebagainya.
Ada beberapa permasalahan yang akan kita hadapi, yaitu
masalah / bahaya yang ada di alam (bahaya obyektif), masalah yang menyangkut
diri kita sendiri (bahaya subyektif). Ada beberapa aspek yang akan muncul dalam
menghadapi survival:
1. Psikologis : panik, takut, cemas, kesepian, bingung, tertekan,bosan, putus
asa dll.
Pengaruh
psikologis yang disebabkan karena perasaan terasing.
2. Fisiologis : sakit, lapar, haus, luka, lelah, dll.
Pengaruh
Fisikologis yang disebabkan karena kelelahan, dan kurang tidur
3. Lingkungan : panas, dingin, kering, hujan, angin, vegetasi, fauna, dll.
Pengaruh
lingkungan yang disebabkan karena beratnya medan.
Ada faktor-faktor yang dapat mempengaruhi keberhasilan
dalam melakukan survival, selain faktor keberuntungan (nasib baik/pertolongan
Tuhan tentunya), yaitu:
• Semangat untuk mempertahankan hidup.
• Kesiapan diri.
• Alat pendukung.
Beberapa kebutuhan yang harus dipenuhi dalam menghadapi survival :
Perlindungan terhadap ancaman :
• cuaca,
• binatang,
• makanan/minuman
• penyakit
Menurut jumlah orangnya survival ada dua macam yaitu
survival individu dan survival kelompok.
· Dalam survival individu atau sendiri, akan mengundang
rasa kesepian dan bosan selain rasa takut dan panik. Kesepian dan bosan adalah
masalah besar yang harus segera diatasi dan dihindarkan. Karena hal tersebut
akan dapat membuat perasaan tertekan yang bisa menghilangkan semangat dan
keinginan untuk hidup. Kesepian dan bosan hanya bisa ada dalam suatu lamunan
yang disetujui oleh tindakan dan pikiran. Untuk mengatasinya selalu bekerjalah
untuk hal yang perlu dikerjakan akan bisa menghindari rasa sepi dan bosan.
· Survival kelompok lebih baik dari pada survival sendiri,
tersedianya banyak tenaga untuk melakukan pekerjaan dan adanya teman untuk
berkomunikasi yang dapat menghilangkan rasa sepi dan bosan. Namun, setiap orang
tidak akan sama dalam menghadapi sesuatu yang dihadapinya. Dalam keadaan ini
kecenderungan orang akan bertindak untuk kepentingan dirinya sendiri dengan mengabaikan
kepentingan bersama. Untuk menjaga hal tersebut, dan kebersamaan tetap
terkontrol maka sebaiknya dipilih seorang pemimpin untuk mengkoordinasikan
setiap anggota kelompok.
Tugas dari pemimpin dalam survival ini adalah;
o Menyusun rencana yang melibatkan seluruh anggota dan
keselamatan menjadi milik bersama.
o Lakukan pembagian tugas pekerjaan kepada setiap anggota.
Sesuaikan tugas dengan kondisi tiap anggota. Dengan pembagian tugas pekerjaan
akan cepat diselesaikan dan membina rasa kebersamaan.
o Kembangkan rasa kebersamaan dan kepercayaan di dalam
kelompok.
Sekali lagi, keputusan yang salah dalam menentukan suatu
keputusan akan berakibat kematian. Untuk itu kita harus benar-benar dalam
setiap mengambil keputusan. Ada beberapa langkah yang direkomendasikan dalam
melakukan survival antara lain ;
1.
Mengkoordinasikan anggota, bila beberapa orang, pilihlah salah seorang dari
kelompok sebagai ketua. Seorang ketua sangat diperlukan untuk mengatur dan
menentukan keputusan bila terjadi perselisihan.
2. Melakukan
pertolongan pertama, obatilah anggota yang sakit agar tidak menjadi lebih
parah. Dalam keadaan seperti ini penyakit yang ringan dapat berkembang bahkan
dapat menyulitkan kita nantinya.
3. Melihat
kemampuan dan keadaan anggota kelompok, hal ini akan berguna dalam pembagian
tugas. Bedakan berdasarkan kondisi kesehatan, fisik dan mental. Karena jika
salah memberikan tugas pada seseorang akan menghambat rencana bahkan dapat
berakibat fatal.
4. Mengadakan
orientasi medan, usahakan untuk mengetauhi posisi kita, kemungkinan pemukinan penduduk, dan
perkiraan jalan keluar.
5. Mengadakan
penjatahan makanan, perhitungkan jumlah makanan yang tersedia, jumlah anggota, perkiraan
waktu. Disamping itu, mencari sumber makanan yang harus diusahakan dari luar
rencana penjatahan. Mengenai cara mendapatkan makanan dan air akan dibahas
lebih lanjut.
6. Membuat
rencana kegiatan dan pembagian tugas, rencana yang dibuat se-rasional mungkin dan berdasarkan
pertimbangan yang matang. Pembagian tugas sesuaikan dengan kondisi saat itu.
7. Usahakan
menyambung komunikasi dengan dunia luar, jangan melakukan hal-hal yang
berlebihan terlebih menguras tenaga kita. tandailah jalan yang telah kita
lewati dan mencari perhatian dengan cara membuat asap, menjemur pakaian di
tempat tinggi dan atau terbuka, memantulkan sinar matahari dengan cermin dan
lain-lain.
8. Mencari
pertolongan. Selalu dan
selalu berusaha mencari pertolongan. Buatlah kode-kode dari darat ke udara yang
dapat membantu tim penolong, khususnya yang mencari survivor lewat udara.
Tanda-tanda yang diberikan harus berukuran cukup besar, menyolok, kontras
dengan warna latar belakangnya, dan ditempatkan di tempat yang mudah terlihat
dari udara dan atau dari kejauhan. Isyarat boleh dibuat dari benda atau bahan
apa saja yang mudah diperoleh.

B. Kebutuhan Survivor
Kehidupan merupakan salah satu karunia Tuhan yang paling berharga. Dan hidup manusia amat berharga dari detik ke detik, tak peduli apakah orang itu jelek ataupun baik kelakuannya. Karena itu mempertahankan hidup merupakan kewajiban bagi setiap manusia. Batas kemampuan manusia dalam berusaha adalah ”PINGSAN ATAU MATI” sebelum itu terjadi pantang bagi kita untuk putus asa. Sebelum ajal berpantang untuk mati. Berhasil atau tidaknya keluar dari keadaan tidak menentu ini, semua tergantung pada diri kita sendiri. Awal dari keberhasilan kita adalah menanamkan atau menumbuhkan dari semangat “HARUS HIDUP”. Tanpa semangat itu, kecil kemungkinan dapat keluar dari keadaan ini. Setelah mendapatkan semangat “HARUS HIDUP” maka kebutuhan yang harus dimiliki seorang survivor adalah :
1. Sikap mental yang mendukung survival diantaranya ; semangat, percaya diri, akal sehat, disiplin dan rencana kegiatan yang matang, serta kemampuan belajar dari pengalaman.
2. Pengetahuan, terutama pengetahuan yang berhubungan dengan tehnik survival yaitu ; cara membuat tempat perlindungan (bivak), pengetahuan cara memperoleh air dan makanan, membuat api, orientasi medan dan lain-lain.
3. Pengalaman dan Latihan, Survival adalah seni dan perlu kreativitas untuk menjalaninya, semakin kreatif seseorang maka semakin besar peluang orang tersebut untuk tetap hidup bahkan bisa menolong nyawa orang lain. Oleh karena itu pengalaman dan latihan sangat menentukan keberhasilan.
4. Peralatan atau Survival Kit, biasakan SELALU membawa survival kit dalam setiap perjalanan. Karena dengan memiliki survival kit, satu set perlengkapan sudah dimiliki untuk keadaan darurat. Isi kotak survival kit diantaranya ; korek api kedap udara, lilin, kaca pembesar, cermin, jarum dan benang, kail dan senarnya, sol sepatu dan benangnya, kompas, senter kecil, dan obat-obatan.
Survival Kit
Survivaal Kit adalah satu set peralatan atau suatu kotak/tas peralatan survival yang umumnya dapat digunakan untuk semua jenis daerah seperti gungng, hutan, padang pasir dan pantai serta laut. Perlengkapan yang harus ada dan di siapkan dalam Survival Kit adalah :
• Korek Api.
• Lilin.
• Batu api.
• Kaca pembesar.
• Jarum dan benang.
• Kail dan senar.
• Kompas.
• Senter kecil.
• Kawat jerat.
• Kawat gergaji.
• Pisau.
• Tali.
• Kondom.
• Obat – obatan, seperti : analgetik, anti mencret, anti gatal, anti malaria, anti biotik
Obat-obatan yang harus di persiapkan dalam survival kit diantaranya yaitu:
• Analgetik ; Ponstan, Antalgin, Metancuron, Naspro, Aspirin dll.
• Anti Mencret ; motilex, Lodya, Entrostop, dll.
• Anti Gatal ; CTM, benadryl tab/inj, Insidal, dll.
• Anti Malaria
• Anti Biotik ; Ampicilin Dll.
• Plester ; Plester Kupu-kupu, handiplas, dll.

C. Kebutuhan Air Dalam Survival
Dalam keadaan survival maka air merupakan faktor terpenting dan lebih penting dari faktor lainnya. Manusia dapat hidup dengan air saja hingga ± 3 minggu. Tapi manusia hanya bisa bertahan hidup tanpa air 3-5 hari. Jika kita kesulitan dalam memperoleh sumber air, maka cara dibawah ini dapat dicoba untuk mendapakan air. Air dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Air yang tidak perlu dimurnikan
Ciri-cirinya : tidak berwarna, berasa, dan berbau.
Contoh air : air minum, dari tanaman rotan, dari tanaman bunga, lumut dan daun-daun yang lebar
b. Air yang perlu dimurnikan
Ciri-cirinya : berbau, berwarna, dan berasa
Contoh air : air sungai besar, air di daerah yang berbatu, air di daerah sungai yang kering, air dari batang pohon pisang.
1. Galilah lubang sedalam kira-kira 30-50 cm dengan diameter yang lebih besar dari nesting / rantang (apa pun yang dapat digunakan untuk menampung air)
2. Potonglah ranting kering dengan panjang kira-kira 50 cm, siapkan selembar plastik yang cukup lebar (bisa juga menggunakan ponco / jas hujan).
3. Letakkan nesting / rantang di dasar lubang, tegakkan batang / ranting tadi dan tutupi dengan pastik, jangan lupa letakkan batu disekelilingnya agar tidak mudah bergeser. (lihat gambar 1)
4. Tunggulah air menguap dari permukaan tanah.
Cara lain untuk mendapatkan air :
ù Hujan : tampung air hujan dengan daun-daun yang lebar alirkan ketempat minum kita / tampung dengan ponco/ juga memeras sapu tangan dan slayer bersih yang terkena hujan lalu teteskan kedalam mulut.
Tanahù batu : carilah mata air pada tanah / yang berbatu namun hanya terdapat mata air. Kapur mudah di larutkan sehingga mudah dibentuk saluran air. Jika dilembah umumnya sangat gaspor carilah ke lembah air / saluran air pada dinding lembah yang memasang aliran kapal pada daerah yang dekat dengan granit. Carilah pinggiran rumput yang hijau tumbuh sampai meropas pada lubang itu.
Tanah campur : carilah air di lembahù dekat dengan permukaan air tanah. Carilah lubang air yang mengalir yang terdapat di sebelah atas permukaan tanah termasuk aliran sungai gembur tetapi ingat air ini dapat kotor sekali dan berbahaya.
Daerahù pantai : tanah air dibukit-bukit /galilah air pasir lembah untuk memerangi rasa air asin saringlah dengan pasir. Jangan meminum air laut karena dapat menyebabkan dehidrasi dan merusak ginjal.
Sumber air yang dapat langsung diminum.
Pertama adalah air hujan. Meskipun kadang air hujan mengandung asam pada prinsipnya air hujan dapat diminum langsung, hanya diperlukan cara untuk mengumpulkannya. Cara mengumpulkan air hujan dapat dengan menggali lubang dan dipulas dengan tanah liat atau dasarnya dilapisi dengan bahan-bahan yang dapat menampung air seperti ponco, daun, alumunium foil, kulit kayu, plastik dan lain-lain. Ada baiknya setelah mendapatkan air kita masak terlebih dahulu.
Sumber yang kedua adalah dari tumbuhan dan atau lumut. Kita dapat memanfaatkan proses respirasi tumbuhan untuk mendapatkan air. Caranya adalah selubungkan sebuah ranting dan daunnya dengan sebuah kantong plastik yang ujungnya diikat. Penguapan dari daun akan menyebabkan timbul pengembunan pada plastik bagian dalam. Pilih bagian daun yang sehat dan banyak daunnya. Pada lumut kita dapat langsung menyerap air pada lumut dengan bahan yang mudah menyerap air seperti kain.
Sumber yang ketiga adalah embun. Pada daerah yang memiliki iklim yang sangat ekstrim dimana sangat panas di siang hari dan sangat dingin di malam hari, kita dapat menampung embun sangat banyak. Untuk mendapatkan air kita dapat menggunakan kain, busa, ponco, plastik dan lain-lain.
Sumber yang keempat adalah tanaman rambat atau rotan yang ada di hutan. Potonglah dengan pisau setinggi mungkin yang dapat dijangkau kemudian potong juga bagian bawahnya yang dekat dengan tanah. Air yang menetes dari batang tersebut dapat ditampung atau langsung diteteskan ke mulut.
Sumber yang kelima adalah air yang tertampung pada daun-daun yang lebar, biasanya setelah hujan ataupun embun di pagi hari, pada ruas bambu dan pada bunga kantong semar (Nephenthes sp) terdapat air. Untuk air yang dari kantung semar sebaiknya dimask dulu karena sering terdapat serangga yang sudah mati dan berbau.
Sumber keenam adalah dengan memanfaatkan kondensi tanah. Dalam hal ini memanfaatkan uap air tanah yang ditahan kemudian ditampung kedalam suatu tempat. Caranya adalah galilah tanah dengan kedalaman tertentu kemudian gelarkan plastik diatas lubang tersebut kemudian ujungnya ditahan. Beri pemberat di bagian tengah plastik penutup lubang hingga plastik agak masuk kedalam lubang. Sebelumnya telah diletakkan suatu wadah tepat dibagian tengah pemberat hingga nantinya air akan menetes di wadah tersebut.
Sumber air yang tidak dapat langsung diminum.
Air yang menggenang. Walaupun kita kadang ragu akan kebersihannya, dalam keadaan darurat air seperti ini masih dapat dimanfaatkan. Cara paling aman untuk memanfaatkan air itu adalah dengan melakukan penyaringan.
Air hasil galian di pantai dan atau sungai yang kering. Air tersebut harus mengalami proses lanjutan yaitu dengan dimurnikan terlebih dahulu. Caranya adalah ukur jarak sekitar 5 - 7 meter diatas air pasang untuk melakukan penggalian dengan cara membuat lubang kecil. Air yang didapat dengan cara ini biasanya tidak mengandung garam. Sebagai catatan air yang segar akan terletak diatas air yang asin dalam lubang galian tersebut. Air yang didapat dengan cara ini walaupun agak payau akan tetapi aman untuk dikonsumsi. Apabila air masih terlalu payau maka dapat dilakukan penggalian dengan penambahan jarak galian atau dilakukan penyaringan.
Cara penyaringan air.
Pertama penyaringan dapat dilakukan dengan menggunakan baju kaos yang berlapis. Lebih baik kaos yang berwarna putih karena akan lebih jelas terlihat apabila kaos penyaring tersebut kotor dapat dibersihkan terlebih dahulu sebelum dilakukan penyaringan kembali.
Kedua. Dengan cara melewatkan air kedalam bambu. Tabung bambu bagian dasar dilapisi dengan kerikil dan ijuk atau bisa digunakan lapisan dedaunan kering dan rumput kering sebagai penyaringnya. Perlu diingat juga bahwa cara membersihkan air dapat dilakukan dengan mengendapkan selama 24 jam. Untuk menjaga kebersihannya maka sebaiknya tempat pengendapan ditutup rapat.
“INGAT! APABILA INGIN MINUM AIR, ambillah sedikit demi sedikit/ isapan. Jangan langsung minum sebanyak-banyak apabila menemukan air. Meminum sekaligus banyak hanya akan membuat muntah seseorang yang sedang kekurangan cairan (dehydrasi) sehingga akan membuat keadaan menjadi lebih parah.”
Tanda dari hewan ke sumber air.
Hewan bertulang belakang memerlukan air secara tetap. Hewan memamah biak biasanya hidup didekat air dan akan selalu berusaha di dekat sumber air. Hewan ini memerlukan air setiap sore dan pagi hari, bekas jejak hewan ini akan sangat jelas menuju ke lembah ke arah sumber air.
Burung pemakan buah tidak akan jauh dari sumber air. Binatang ini minum pada pagi dan sore hari. Apabila burung ini terbang langsung dan rendah maka itu tanda akan menuju air. Setelah minum burung tersebut akan terbang dari pohon ke pohon dan sering beristirahat. Pastikanlah lintasan terbang burung ini maka kemungkinan besar akan bertemu sumber air.
Serangga sebagai tanda yang baik terutama lebah. Mereka bisa terbang sekitar 6,5 Km dari sarang tetapi tidak mempunyai jadwal tetap mencari air. Semut sangat memerlukan air, sekumpulan semut yang berbaris menuju pucuk pohon untuk mengambil air yang terperangkap di sana. Seringkali penampungan air ini satu-satunya didaerah yang kering.
D. Api Dalam Keadaan Survival
“Kecil jadi sahabat besar jadi musuh” itulah api. Perapian merupakan hal penting yang harus kita pelajari dalam survival. Fungsi api dalam survival diantaranya sebagai penghangat tubuh, penerangan, menjauhkan hewan berbahaya, memasak, memberi tanda-tanda atau kode dll. Bila mempunyai bahan membuat api yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar. Tapi buatlah api yang kecil beberapa buah hal ini lebih baik dan memberi panas yang lebih merata.
Teknik membuat api tampa korek api
A. Dengan lensa
B. Dengan bordi
C. Dengan 2 batang kayu
D. Dengan 2 buah batu
Api tidak hanya berfungsi untuk memasak bahan makanan saja, tetapi juga berfungsi untuk menjaga suhu tubuh kita. Selain itu dengan perapian kita dapat terhindar dari berbagai binatang. Binatang buas yang takut terhadap api antara lain : serigala, harimau, dan sebagainya. Bila mempunyai bahan membuat api yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar. Tapi buatlah api yang kecil beberapa buah hal ini lebih baik dan memberi panas yang lebih merata. Membuat perapian merupakan salah satu teknik hidup di alam bebas yang sangat penting terutama dalam kondisi survival. Banyak manfaat yang bisa diperoleh dari membuat perapian. Memasak, menghangatkan badan serta menjauhkan kita dari binatang merupakan bagian darinya. Selain itu perapian juga memberikan suatu efek psikologi yang besar. Kita akan merasa tenang dan nyaman jika berada di dekatnya. Namun semakin besar perapian, pengawasannya juga harus lebih ketat karena kemungkinan terjadi kebakaran menjadi semakin besar juga. Selain itu kita dituntut untuk sebijaksana mungkin memilih bahan-bahan kayu yang diperlukan.
Selain membuat perapian dalam tungku (hawu) di rumahnya, beberapa penduduk Cihanjawar yang punya kebiasaan berburu dan melewatkan beberapa hari di dalam hutan, memiliki teknik membuat api dan perapian. Mungkin bagi masyarakat Cihanjawar sendiri, membuat perapian seperti ini tentulah merupakan kebiasaan sehari-hari bagi mereka dan tidak ada yang menarik. Dari beberapa kali pengamatan, mereka ternyata telah melakukan prinsip-prinsip dasar dalam membuat suatu perapian yang baik.
Namun, terlebih dulu kita harus kembali mengingat tiga unsur penting dalam membuat suatu perapian, yaitu panas, bahan bakar dan udara. Setelah ketiga hal ini terpenuhi maka unsur penyusunan bahan bakar perapian menjadi hal yang sangat penting. Selalu persiapkan terlebih dahulu bahan bakar yang cukup. Pisahkanlah bahan ini berdasarkan ukurannya. Pisahkan ranting-ranting kecil dengan ranting yang agak besar dan batang kayu yang besar. Jika kayunya agak lembab ataupun basah, sisiklah terlebih dahulu bagian yang basah atau bisa juga dengan membuat cacahan-cacahan pada batangnya sehingga menyerupai bunga-bunga kayu.
Urutan kerjanya adalah sebagai berikut;
a. Siapkan bahan bakar yang cukup, ambilah sebatang kayu yang berukuran sedang sebagai tumpuan bawah (Gambar 1a).
b. Lalu dapat dipalangkan dua buah kayu yang juga berukuran sedang (Gambar 1b). Jangan sampai jarak antara tanah dengan kayu kedua terlalu tinggi sehingga menyulitkan panas api (pembakaran) sampai ke atas. Hal ini akan mengakibatkan kayu yang diatas sulit terbakar dan menjadi bara sedangkan kayu yang telah menjadi bara dibawah akan cepat habis jika tidak diberi “umpan” lagi.
c. Susun lagi ranting-ranting kecil dengan memalangkannya di atas kedua kayu yang dibuat diatas (Gambar 1c). Pastikan ranting-ranting ini tidak mudah terjatuh/menggelincir ke bawah. Oleh karena itu usahakan kedua palang kayu tersebut tidak terlalu miring.
d. Susunlah ranting-ranting yang paling kecil sehingga api yang muncul dapat dengan mudah membakar ranting tersebut. Jangan menumpuk ranting secara berlebihan (Gambar 1d).
e. Nyalakan api dengan bantuan korek, atau pemantik (dalam bahasan ini memang kita tidak akan membicarakan bagaimana membuat api dengan metoda-metoda yang ada tapi lebih mengarah pada pembuatan perapian) di bagian paling dasar. Gunakan bantuan daun-daun kering atau plastik sampah.
f. Jika api sudah menjilat ranting-ranting yang paling kecil, tetap lakukan perautan kayu menjadi bagian-bagian yang kecil dan digunakan sebagai umpan. Usahakan agar lidah api membakar ranting atau daun kering untuk memperbesar nyala api.
g. Apabila ranting terlalu ke sisi (sehingga tidak terbakar), pindahkanlah ke bagian yang “terjilat”oleh lidah api.
h. Terus tumpuk ranting-ranting kayu sambil tetap memberi lubang sebagai sirkulasi udara
i. Perhatikan jarak antara sumber api dengan ranting/kayu yang dibakarnya. Jangan terlalu jauh dan juga jangan sangat berdekatan.
Bila mempunyai bahan untuk membuat api, yang perlu diperhatikan adalah jangan membuat api terlalu besar tetapi buatlah api yang kecil beberapa buah, hal ini lebih baik dan panas yang dihasilkan merata.
1. Dengan lensa / Kaca pembesar
Fokuskan sinar pada satu titik dimana diletakkan bahan yang mudah terbakar.
2. Gesekan kayu dengan kayu.
Cara ini adalah cara yang paling susah, caranya dengan menggesek-gesekkan dua buah batang kayu sehingga panas dan kemudian dekatkan bahan penyala, sehingga terbakar
3. Busur dan gurdi
Buatlah busur yang kuat dengan mempergunakan tali sepatu atau parasut, gurdikan kayu keras pada kayu lain sehingga terlihat asap dan sediakan bahan penyala agar mudah tebakar.Bahan penyala yang baik adalah kawul terdapat pada dasar kelapa, atau daun aren
Dalam menyalakan api khususnya didaerah yang lembab, persiapkan tipe bahan sebagai berikut;
a. Tinder (penyala), material kering yang akan menyala dengan panas atau suatu percikan api.
b. Kindling (pemancing), material yang sudah disiapkan dan gampang menyala yang akan ditambahkan setelah bahan tinder menyala.
c. Fuel (bahan bakar), material ini diperlukan saat api sudah menyala besar dan baru dibutuhkan bahan pembakar yang agak besar dan terbakar secara pelahan-lahan.
Untuk daerah yang lembab (hutan hujan tropis) seperti kebanyakan hutan di Indonesia cara efisien dan efiktif adalah menggunakan korek api dan lilin agar tidak cepat mati. Akan tetapi apabila tidak korek api, ada beberapa cara yang dapat dicoba. Tetapi ingat cara ini memerlukan ketekunan dan kesabaran. Cara-cara yang dapat dilakukan diantaranya;
a. Menggunakan lensa / kaca pembesar / lup
b. Mengesekan kayu/bambu dengan kayu/bambu (keduanya harus kering)
c. mengesekkan pisau dengan batu dan atau batu dengan batu.
Tapi ingat, ketiga cara diatas tidak direkomendasikan di hutan yang lembab (Indonesia). Oleh karena itu bawalah selalu SURVIVAL KIT dalam setiap perjalanan. Setelah dapat membuat api maka pengetahuan memasak dalam survival juga perlu untuk dipelajari. Memasak dalam survival adalah memberikan perlakuan terhadap bahan yang tersedia di alam untuk dimanfaatkan (dimakan). Tujuan dari memasak diantaranya; mengadakan sterilisasi, membuat bahan makanan agar mudah dicerna, menambah kenikmatan, dan lain-lain.
Apabila kita membawa peralatan memasak lengkap tentu tidak akan menjadi masalah. Akan tetapi apabila peralatan kita minim atau bahkan tidak membawa peralatan masak kita bisa menggunakan fasilitas dari alam sebagai sarana. Cara memasak tersebut diantaranya;
a. Memasak dengan menggunakan kaleng bekas, pastikan kaleng yang akan kita gunakan bersih.
b. Dengan menggunakan bambu, ambillah batang bambu yang masih muda / masih hidup. Potong sesuai ukuran yang diperlukan. Masukkan beras atau bahan makanan kedalam lubang bambu kalau perlu tambah air. Masukkan bambu tersebut ke dalam bara api.
c. Memasak dengan menggali lubang di tanah, buatlah lubang di tanah secukupnya. Lalu daun tersebut dialasi dengan daun yang lebar yang bisa menahan air. Masukkan beras yang telah di cuci dan direndam beberapa saat ke lubang tersebut. Tutup dengan daun yang telah kita sediakan, selanjutnya tutup kembali dengan tanah. Buat api unggun diatasnya yang tidak terlalu besar tetapi menyala dengan konstan. Tunggu beberapa saat, lalu kita buka lubang tadi dan selanjutnya nasi siap untuk dimakan.
d. Memasak dengan menggunakan kelapa muda, ambil buah kelapa yang masih muda. Lalu kupas ujung bagian atasnya yang berfungsi sebagai lubang. Masukkan beras yang kita cuci kedalam buah kelapa tadi. Masukkan buah kelapa yang telah diisi beras tersebut kedalam bara api, tunggu dan beberapa saat sampai nasi matang.
Banyak fasilitas dari alam yang dapat kita gunakan sebagai sarana memasak. Hal ini tergantung pada kreatifitas dari survivor.
Etika Membuat Perapian
Terkadang membuat perapian menjadi suatu perdebatan di kalangan penggiat alam terbuka dan pemerhati lingkungan.
Beberapa hal yang perlu dijadikan perhatian dalam membuat perapian adalah:
1. Buatlah perapian yang secukupnya, tidak terlalu besar dan membutuhkan bahan bakar kayu yang banyak, sesuaikan dengan maksud kita membuat perapian.
2. Jangan menebang kayu sembarangan! Walaupun terkadang hal ini sangat kontradiktif dengan pembuatan perapian, bukan berarti membuat suatu perapian dilarang sama sekali. Yang diperlukan adalah kebijaksanaan kita saat membuat dan menggunakannya. Pilihlah kayu yang telah tumbang ataupun mati yang cukup kering/tidak mengandung banyak air. Cukup banyak ranting-ranting yang telah mati di dalam hutan dan dapat digunakan daripada melakukan penebangan. Daun-daun kering juga dapat dipergunakan sebagai “pemancing” dalam membuat perapian.
3. Pastikan perapian yang akan dipadamkan benar-benar telah mati/padam. Setelah itu dikubur dalam tanah. Perhatikan bagian dasar dari perapian terbuat dari gambut, tanah, atau akar-akar kayu yang menumpuk. Sebaiknya membuat api di atas tanah karena akar ataupun gambut dapat terbakar secara menjalar di lapisan bawah tanpa terlihat oleh kita.
“Membakar hutan lebih mudah dan cepat dibandingkan dengan menanam pohon”.
E. Perlindungan Dalam Keadaan Survival / Shelter (Bivak)
Bivak adalah tempat perlindungan sementara dari dalam keadaan kritis atau darurat dalam suatu perjalanan atau pengembaraan. Tujuan membuat perlindungan adalah nyaman dalam keadaan darurat untuk melindungi dari faktor alam dan lingkungan.
hal yang perlu di perhatikan dalam pembuatan bivak:
• Usahakan dirikan bivak di daerah yang datar
• Perhatikan arah mata angin
• Bagian yang berlubang pada bivak letakan dalam posisi bersilang dengan arah mata angin
• Jangan mendirikan bivak di daerah yang cekung
• Jangan mendirikan bivak di dekat aliran sungai, tapi harus dekat dengan sumber air.
• Jangan dirikan bivak di dekat pohon yang sudah mati walaupun ia masih berdiri tegak
• Bivak jangan sampai bocor
• Jangan telalu merusak alam sekitar
• Terlindung langsung dari angin
• Bukan berada dilintasan binatang buas
ada beberapa macam bahan pembuatan bivak.Secara garis besar di bagi menjadi 2 yaitu :
1. bivak alam : pohon (pucuk), daun-daun, gua (lubang)
2. bivak moderen (ponco)
jenis-jenis bivak yang dapat dibuat :
1. Bivak standart adalah bivak yang dengan tali diikat dan di rentangkan antara dua pohon pada sisisnya kemudian di atasnya ditaruh parasut.
2. Bivak sisi terbuka yaitu dengan cara meronpakkan batang-batang kayu dan daun-daun pada sisinya yag masih terbuka di atasnya. Daun-daun, ranting-ranting kecil di gunakan agar bivak hangat.
F. Jebakan ( Trap )
Salah satu keterampilan yang mendukung dalam melakukan kegiatan survival adalah keahlian membuat trap. Trap ini digunakan survivor untuk menangkap binatang untuk diambil dagingnya untuk dimakan. Membuat trap kadangkala memerlukan bahan lainya, seperti : karet, kawat, tali, dan sebagainya. Maka dari itu barang-barang tersebut tersedia di dalam survival kit. Dalam pembuatan trap, hendaknya diketahui hewan apa saja yang biasa lewat atau tinggal di daerah itu. Dengan mengetahui hewan apa yang akan ditangkap, kita dapat menyesuaikan jenis trap apa yang akan dibuat. Perlu diingat bahwa trap akan sia-sia jika binatang yang telah terperangkap dapat meloloskan diri. Maka dari itu pembuatan trap biasanya dalam bentuk yang sederhana tetapi mempunyai kekuatan yang baik.
Untuk mempermudah mendapatkan satwa ini maka kita memerlukan peralatan atau membuat peralatan sebagai berikut ;
• Tali, adakalanya dalam keadaan survival diperlukan tali untuk mengikat sesuatu atau sebagai alat bantu dalam pejalanan, sedangkan tali buatan tidak tersedia dalam perlengkapan yang dibawa, untuk itu tali dapat dibuat dari sobekan kain, rotan, akar, bambu atau pilinan/anyaman serat tumbuhan.
• Pisau, dapat dibuat dengan menggunakan kulit luar bambu ( sembilu ), pecahan kaca, tulang binatang atau batuan yang diruncingkan
• Memancing, untuk tali dapat dibuat dari benang kain / pakaian atau serat tumbuhan, sedangkan mata kail dibuat dari peniti, kawat, duri, kayu atau tulang
• Racun. Selain dengan peralatan mancing, mencari ikan dapat dilakukan dengan menuba, di daerah pedalaman dilakukan dengan menggunakan akar tuba sedangkan untuk daerah pantai dapat dilakukan dengan menggunakan buah Baringtonia yang ditumbuk dan ditebarkan ke perairan yang banyak mengandung ikan.
• Senjata, dalam keadaan survival terkadang kita memerlukan senjata untuk mempertahankan diri atau berburu binatang guna keperluan makan, ada beberapa cara diantaranya dengan memakai tongkat kayu, bambu runcing, tombak, boomerang, kapak atau panah yang kesemuanya dapat dibuat sendiri dari bahan yang tersedia.
• Jerat,/Jebakan dan Jaring. Selain menggunakan senjata, untuk menangkap khewan dalam kadaan survival, paling praktis adalah dengan membuat jerat khewan, jenis jerat bermacam macam tergantung jenis serta ukuran khewan yang akan ditangkap. Jebakan diatas dibuat dengan cara melobangi tanah, jenis mamalia kecil akan terjebak di dalam lobang karena berbentuk seperti leher botol, hati-hati dalam mengambil tangkapan karena bisa jadi yang masuk malah ular berbisa.Jerat yang aman dalam artian, hewan yang kena tidak akan mati karena jebakannya adalah dengan membuat jerat kaki, hewan yang menginjak jebakan akan terjerat kakinya.Untuk jenis burung atau dapat menggunakan jaring yang dipasang diantara dua pohon yang biasa dilalui burung. Burung yang terbang akan tersangkut di jaring sehingga mudah untuk ditangkap.
Aturan dalam membuat perangkap:
1. hindari terlalu mencemari lingkungan, jangan pernah meninggalkan tanda-tanda pernah berada di sana.
2. hilangka segala bau-bauan, peganglah perangkap sesdikit mungkin, jika bisa gunakan sarung tangan. Hilangkan bau manusia pada perangkap dengan cara mengasapi bahan-bahan perangkap dengan asap api.
3. kamuflase, samarkan bekas potongan yang baru pada kayu yang digunakan sebagai perangkap dengan lumpur. Tutupi tali atau kawat perangkap yang di tanah agar terlihat lebih alami.
4. buatlah dengan kuat, binatang yang terperangkap akan berjuang untuk hidupnya. Setiap bagian yang lemah dari perangkap akan segera rusak.
Trap sangat banyak jenis dan macamnya, karena dalam pembuatan trap tergantung kepada kreasi survivor. Kita akan membahas lima jenis trap yang sering digunakan.
1. Trap Menggantung (Hanging Snare)
Perangkap model menggantung ini biasanya memanfaatkan :
a) Kelenturan dahan pohon.
b) Patok yang diberi lekukan dan dihubungkan dengan tali.
c) Tali laso yang lalu menghubungkan dahan pohon yang lentur dengan patok, sehingga apabila laso goyang maka tali pada patok akan lepas dan dahan pohon akan menarik, hingga akhirnya tali akan menjerat.
Perangkap ini ditujukan untuk menangkap binatang yang cukup besar seperti : kelinci, ayam, bebek, dan lain lain.
2. Trap Tali Sederhana
Untuk binatang yang berukuran kecil, seperti burung dapat digunakan perangkap tali sederhana yang diletakan di atas tanah ataupun digantung. Tali laso yang telah diberi umpan diikatkan pada dahan pohon atau batu yang berat. Sehingga apabila hewan telah terjerat, tidak bisa pergi kemana-mana lagi.
3. Trap Lubang Penjerat
Perangkap ini adalah modifikasi dari perangkap tali dan perangkap lubang. Perangkap ini terdiri dari :
a) Tali laso yang diikatkan pada dahan pohon yang kuat dan diletakan mendatar.
b) Lubang perangkap yang digali, kedalamannya disesuaikan dengan hewan yang akan ditangkap. Mulut lubang disamarkan dengan dedaunan dan laso diletakan di atas dedaunan tersebut.
c) Diberi umpan di atas dedaunan, ditengah laso.
4. Trap Menimpa
Perangkap lain yang ditujukan untuk menangkap binatang kecil lainya adalah perangkap menimpa. Perangkap ini memanfaatkan berat kayu untuk menindih. Model ini dikenal dengan nama Deadfall Snare. Yang diperlukan dalam pembuatan perangkap ini adalah :
a) Batang pohon besar ditumpukan pada kayu pohon lainya yang saling menopang.
b) Kayu pohon penopang yang saling berhubungan dengan batang pohon besar dan jika salah satu tersenggol, maka yang lain akan jatuh dan menimpa.
c) Umpan yang diletakan dekat dengan kayu pohon penopang dan apabila tergerak, maka kayu pohon penopang akan bergeser sehingga batang pohon besar akan jatuh menimpa.
5. Kombinasi Trap Lubang dengan Trap Menimpa.
Perangkap ini merupakan kombinasi bentuk lubang perangkap dan perangkap menimpa. Perangkap ini terdiri dari :
a) Batang pohon besar untuk menimpa mangsa.
b) Kayu pohon yang saling menopang.
c) Umpan.
d) Lubang perangkap lengkap dengan samarannya.
Cara kerjanya hampir sama dengan trap menimpa, tetapi ketika mangsa tertimpa batang, ia akan langsung masuk ke lubang.
untuk Sumber Makanan
Patokan memilih makanan :
• Makanan yang di makan kera juga bisa di makan manusia.
• Hati-hatilah pada tanaman dan buah yang berwarna mencolok.
• Hindari makanan yang mengeluarakan getah putih, seperti sabun kecuali sawo.
• Tanaman yang akan dimakan di coba dulu dioleskan pada tangan-lengan-bibir-lidah, tunggu sesaat. Apabila aman bisa dimakan.
• Hindari makanan yang terlalu pahit atau asam.
Dalam keadaan survival maka air merupakan faktor terpenting dan lebih penting dari faktor lainnya. Manusia dapat hidup dengan air saja hingga ± 3 minggu. Tapi manusia hanya bisa bertahan hidup tanpa air 3-5 hari. Air dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Air yang tidak perlu dimurnikan
Ciri-cirinya : tidak berwarna, berasa, dan berbau.
Contoh air : air minum, dari tanaman rotan, dari tanaman bunga, lumut dan daun-daun yang lebar
b. Air yang perlu dimurnikan
Ciri-cirinya : berbau, berwarna, dan berasa
Contoh air : air sungai besar, air di daerah yang berbatu, air di daerah sungai yang kering, air dari batang pohon pisang.
Hubungan air dan makanan
• Untuk air yang mengandung karbohidrat memerlukan air yang sedikit
• Makanan ringan yang dikemas akan mempercepat kehausan
• Makanan yang mengandung protein butuh air yang banyak.
Cara mendapatkan air
ù Hujan : tampung air hujan dengan daun-daun yang lebar alirkan ketempat minum kita / tampung dengan ponco/ juga memeras sapu tangan dan slayer bersih yang terkena hujan lalu teteskan kedalam mulut
Tanahù batu : carilah mata air pada tanah / yang berbatu namun hanya terdapat mata air. Kapur mudah di larutkan sehingga mudah dibentuk saluran air. Jika dilembah umumnya sangat gaspor carilah ke lembah air / saluran air pada dinding lembah yang memasang aliran kapal pada daerah yang dekat dengan granit. Carilah pinggiran rumput yang hijau tumbuh sampai meropas pada lubang itu.
Tanah campur : carilah air di lembahù dekat dengan permukaan air tanah. Carilah lubang air yang mengalir yang terdapat di sebelah atas permukaan tanah termasuk aliran sungai gembur tetapi ingat air ini dapat kotor sekali dan berbahaya.
Daerahù pantai : tanah air dibukit-bukit /galilah air pasir lembah untuk memerangi rasa air asin saringlah dengan pasir. Jangan meminum air laut karena dapat menyebabkan dehidrasi dan merusak ginjal.
Tumbuhan
Menurut para ahli, 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan berbunga di dunia ada di Indonesia. Artinya, kita memiliki kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan berbunga. Jika ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur, jumlahnya akan berlipat-lipat.Dari keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang beracun, ada yang bisa dimakan, dan ada yang disarankan untuk dimakan. Untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman atau tidak untuk dimakan ada beberapa faktor yang bisa dijadikan pegangan. Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya bisa dimakan oleh satwa liar adalah tumbuhan yang tidak beracun.
Jadi, kita bisa mengonsumsinya. Sementara itu, tumbuhan yang berbau tak sedap dan bisa membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya jangan disentuh. Contohnya, tumbuhan bergetah yang membuat kulit gatal dianjurkan untuk dihindari. Tumbuhan lain yang perlu disingkirkan adalah tanaman yang daunnya bergetah pekat, berwarna mencolok, berbulu, atau permukaannya kasar. Tanaman dengan daun yang keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Apabila mendapatkan tumbuhan kemaduh (Laportea stimulans) waspadalah lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan panas.
Sementara itu, beberapa jenis tumbuhan yang mungkin ditemui di hutan dan dapat dimakan meliputi beragam jenis. Keluarga palem-paleman, misalnya; kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, aren dan siwalan, bukan hanya bagian umbutnya (baca; bagian ujung batang muda dan berwarna putih) yang bisa dimakan, tapi juga buahnya, seperti kelapa dan siwalan.
Jenis jambu-jambuan yang masuk dalam keluarga Myrtaceae juga banyak dijumpai di hutan. Adapun ciri-cirinya, daunnya berbau agak manis jika diremas. Bunganya memiliki banyak sekali benang sari dengan buah yang enak dimakan.
Tumbuhan semak dari keluarga begonia juga bisa menjadi penyelamat dalam keadaan darurat. Daun begonia umumnya berbentuk jantung tak simetris. Beberapa jenis dijadikan tanaman hias. Bila tangkai daunnya yang masih muda dikupas dan dimakan, rasanya masam dan sedikit pahit.
Beberapa jenis keladi umbinya bisa dimakan, meski pada jenis lain umbinya menyebabkan gatal di mulut dan bibir. Untuk itu dianjurkan untuk tidak sembarangan melahap keladi hutan. Sebaiknya dicoba dulu dalam jumlah kecil.
Sebagian dari ilmu survival itu adalah pengetahuan tentang aneka tumbuhan liar yang layak dan aman untuk dimakan. Dan menurut para ahli, 10% dari keseluruhan jenis tumbuhan berbunga di dunia ada di Indonesia. Artinya kita memiliki kurang lebih 25.000 jenis tumbuhan berbunga. Jika ditambah dengan tumbuhan tak berbunga dan jamur, maka jumlahnya akan berlipat-lipat. Dari keseluruhan jenis tumbuhan itu ada yang beracun, ada yang bisa dimakan, dan ada yang disarankan untuk tidak dimakan. Dan untuk mengetahui apakah suatu jenis tumbuhan di hutan aman atau tidak untuk dimakan, ada beberapa kunci yang bisa dijadikan pegangan. Tumbuhan yang daun, bunga, buah, atau umbinya biasa dimakan oleh satwa liar, adalah tumbuhan yang tidak beracun. Jadi kita bisa mengkonsumsinya. Sementara, tumbuhan yang berbau tidak sedap dan bisa membuat pusing, serta tidak disentuh oleh binatang liar, sebaiknya jangan disentuh. Juga tumbuhan bergetah yang membikin kulit gatal, dianjurkan untuk dihindari.
Tumbuhan lain yang perlu disingkirkan adalah tanaman yang daunnya bergetah pekat, berwarna mencolok, berbulu, atau permukaannya kasar. Tanaman dengan daun yang keras atau liat juga jangan dikonsumsi. Jika mendapatkan tumbuhan kemaduh waspadalah lantaran bulu pada daunnya membuat kulit gatal dan panas.
Sementara itu beberapa jenis tumbuhan yang mungkin ditemui di hutan dan dapat dimakan meliputi beragam jenis. Di antaranya keluarga palem-paleman, misalnya : tumbuhan pakis, kelapa, kelapa sawit, sagu, nipah, aren, dan siwalan. Bukan hanya bagian umbutnya (bagian ujung batang muda dan berwarna putih) yang bisa dimakan, tapi juga buahnya (seperti kelapa dan siwalan).
Jenis jambu-jambuan juga banyak dijumpai di hutan. Ciri-cirinya adalah daunnya berbau agak manis jika diremas. Bunganya memiliki banyak sekali benang sari dengan buah yang enak dimakan Strawbery hutan alias Ucen. Tumbuhan semak dari keluarga begonia juga bisa jadi penyelamat dalam keadaan darurat. Daun begonia umumnya berbentuk jantung tidak simetris. Beberapa jenis dijadikan tanaman hias. Bila tangkai daunnya yang masih muda dikupas dan dimakan, rasanya masam dan sedikit pahit. Beberapa jenis keladi umbinya bisa dimakan, meski pada jenis lain umbinya menyebabkan gatal di mulut dan bibir. Untuk itu dianjurkan untuk tidak sembarangan memakan keladi hutan. Sebaiknya dicoba dulu dalam jumlah kecil.
Tumbuhan merambat dan melilit di pohon lain, bisa dimakan jika lilitan batang ke arah kanan (searah dengan jarum jam). Di antaranya gembili, gembolo , ubi rambat. Tapi bila arah lilitannya ke kiri (berlawanan arah jarum jam) dan batangnya berduri, harus ekstra hati-hati. Jenis yang kedua ini misalnya gadung, yang beracun, walau tetap dapat dimakan setelah melalui proses pengolahan khusus.
Sementara keluarga rumput-rumputan seperti tebu dan beberapa jenis bambu, rebungnya enak dimakan. Demikian pula pisang hutan bisa langsung dikonsumsi.
Di tempat yang lembap dan tinggi, jenis paku-pakuan tunas dan daun mudanya enak makan.
Tumbuhan lain yang buahnya juga bisa dimakan misalnya markisa, markisa ini adalah tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak, misalnya Annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya semisal senggani, arbei hutan, dan anggur hutan boleh dimakan.
Selain tumbuhan di atas, jamur juga bisa menjadi dewa penyelamat bila tersesat. Menurut literatur, sudah ditemukan 38.000 jenis jamur di seantero dunia. Di antaranya ada yang enak dimakan, tapi sayang, yang tidak boleh dimakan karena beracun lebih banyak lagi. Tidak heran bila budaya makan jamur yang layak konsumsi konon sudah ada sejak jaman Mesir Kuno.
Untuk mengetahui jamur itu beracun atau tidak, bisa dilihat dari bentuk, warna, dan tempat tumbuhnya. Sementara di laboratorium, bisa dilakukan analisis secara kimiawi maupun dengan hewan percobaan. Tetapi jika sedang dihadapkan pada masalah mendesak survival di hutan belantara, mustahil bisa pergi ke laboratorium dulu untuk memastikan apakah jamur yang ditemukan itu beracun atau tidak. Karena itu kita perlu mengenal jamur-jamur yang biasa dikonsumsi masyarakat.
Untuk menghindari makan jamur liar beracun, perlu diketahui ciri-cirinya. Yaitu, warna payungnya gelap atau mencolok misalnya biru, kuning, jingga, merah. Perkecualian untuk jamur kuping dengan payung coklat yang toh juga dapat dimakan.
Bau tidak sedap lantaran kandungan asam sulfida atau amonia juga sekaligus menunjukkan jamur tersebut tak layak konsumsi.
Tahukah anda, beberapa jenis jamur ada yang memiliki cincin atau cawan pada tangkainya, misalnya jenis Amanita muscaria, dalam bahasa Jawa disebut supa-upas. Bentuknya seperti payung putih kekuningan, bagian payungnya warna merah bintik-bintik putih. Awas, racun pada jamur ini tergolong racun kuat. Beda dengan jamur merang, meski mempunyai cincin tetapi bisa dimakan.
Jamur beracun umumnya tumbuh di tempat kotor, misalnya pada kotoran hewan dsb. Mereka dapat berubah warna jika dipanasi. Jika diiris dengan pisau perak atau digoreskan pada perkakas perak akan meninggalkan warna biru. Warna biru ini disebabkan kandungan sianida atau sulfida, yang beracun. Sementara nasi akan berwarna kuning jika dicampur jamur beracun. Petunjuk lain, ia juga tidak dimakan oleh hewan liar.
Repotnya jenis jamur ini juga berbahaya kalau sampai sporanya menempel pada kulit, karena dapat menyebabkan kulit gatal, bahkan melepuh. Bagaiamana ciri-ciri orang yang keracunan jamur? Selidikilah, apakah ia pusing, perut sakit terutama ulu hati, mual, sering buang air kecil, tubuh lemas, pucat? Jika ia muntah, adakah darah pada muntahannya? Racun akibat jamur cukup ganas juga, kalau tidak tertolong korban bisa meninggal setelah 3 - 7 hari.Sebelum dimakan, tumbuhan liar di hutan sebaiknya dimasak dulu untuk mengurangi dampak buruk seperti diare dan alergi. Bagaimana kalau sedang coba-coba makan tumbuhan hutan lantas keracunan? Masih ada upaya menetraliskan. Upayakan untuk memuntahkannya dengan jalan "dipancing-pancing". Jika sudah muntah minumlah air kelapa. Pil norit mungkin bisa juga membantu mengurangi kadar racun, kalau ada.
Nah petunjuk teknis diatas adalah apabila sobat menghadapi situasi darurat yang diakibatkan karena kehabisan logistic selama melakukan kegiatan alam terbuka. Terus bagaimana cara kita survive yang diakibatkan karena tersesat? Sebagaimana kita ketahui, tersesat adalah hilangnya orientasi, tidak mengetahui posisi yang sebenarnya dan arah yang akan dituju.
Botani atau tumbuh-tumbuhan praktis yang dapat di konsumsi.
Yang perlu diperhatikan dalam keadaan darurat untuk memakan tumbuhan yang tidak umum, sebaiknya memakan tidak hanya satu jenis tumbuhan saja. Dalam pemanfaatan sebagai bahan makanan ada beberapa cara yang digunakan, yaitu:
• Tumbuhan yang dapat dimakan langsung, biasanya Tumbuhan yang dimanfaatkan pada bagian buah serta daun atau pucuk. Contoh : Rasamala, gelagah, sintrong, bunut, putat dan lain-lain.
• Tumbuhan yang harus dimasak terlebih dahulu, Biasanya dimasak dengan cara direbus, dibakar atau digoreng. Contoh : Pucuk puring, umbut palem-paleman rotan, buah saninten, pasang, umbi talas dan lain- lain
• Tumbuhan yang harus diolah lalu dimasak, Biasanya dilakukan pengolahan terlebih dahulu seperti perendaman selama berhari-hari atau diberi campuran bahan penetral sebelum dimasak, atau dalam memasaknya harus sering mengganti air, karena apabila dimakan langsung dapat mengakibatkan gatal atau memabukan. Contoh : Umbi Acung, Suweg, gadung dll.
Tumbuhan yang dapat dimakan
Dari batangnya :
• Batang pohon pisang (putihnya)
• Bambu yang masih muda (rebung)
• Pakis dalamnya berwarna putih
• Sagu dalamnya berwarna putih
• Tebu
Dari daunnya :
• Selada air
• Rasamala (yang masih muda)
• Daun mlinjo
• Singkong
Akar dan umbinya :
• Ubi jalar, talas, singkong
Buahnya :
• Arbei, asam jawa, juwet
Tumbuhan yang dapat dimakan seluruhnya :
• Jamur merang, jamur kayu
Ciri-ciri jamur beracun :
• Mempunyai warna mencolok
• Baunya tidak sedap
• Bila dimasukkan ke dalam nasi, nasinya menjadi kuning
• Sendok menjadi hitam bila dimasukkan ke dalam masakan
• Bila diraba mudah hancur
• Punya cawan/bentuk mangkok pada bagian pokok batangnya
• Tumbuh dari kotoran hewan
• Mengeluarkan getah putih
Bila kita menemukan jamur di hutan, sebaiknya jangan di makan karena sulit membedakan yang dapat dimakan atau tidak. Selain itu kadar kalori jamur sangat rendah karena tubuh jamur banyak mengandung air. Pedoman umum yang dapat digunakan untuk menentukan jamur yang dapat dimakan :
1. tidak berwarna mencolok
2. tidak bercahaya
3. tidak memiliki gelang pada tangkainya
4. tidak berbau
5. tidak memberi efek hitam jika disentuh benda-benda perak.
Pedoman seperti itu sebenarnya kadang sangat berbahaya. Banyak jamur yang memiliki ciri-ciri diatas justru mengandung racun. Contoh: Amanita Phalloder, Amanita Verna, Amanita Virosayang berwarna putih bersih memiliki racun mematikan. Ketiga jamur tersebut jika dimakan setelah 30 menit kemudian akan mengakibatkan perut sakit sekali. Bila tidak segera diatasi, 6-8 jam kemudian akan menemui ajal.
Pada dasarnya tumbuhan yang dimakan hewan dapat dimakan manusia. Namun dalam memanfaatkan tumbuhan hati-hati terhadap tumbuhan beracun, untuk itu perlu dilakukan tes apakah bisa dimakan atau tidak. Ambil sebagian tumbuhan tidak bergetah yang ingin dimanfaatkan coba patahkan kemudian oleskan ke kulit tunggu beberapa menit, apabila tidak terasa reaksi seperti gatal / panas, diulangi dengan menggunakan lidah apabila tidak ada reaksi juga berarti dapat dimakan.
Cara menguji makanan yang belum dikenal :
a. Periksa secara teliti. Pastikan bahwa tanaman tersebut tidak kotor/berlumpur atau dimakan cacing. Bebrapa tanaman ketika tua berubah menjadi racun karena adanya zat kimia.
b. Cium. Remas/hancurkan sebagian kecil dari tanaman tersebut. Jika baunya seperti almond yang pahit atau buah persik (bau busuk), maka buang.
c. Iritasi kulit. gosokkan sedikit atau tekan beberapa air/getah tanaman tersebut ke bagian tubuh yang lembut atau lunak (seperti lengan antara ketiak dan siku). Jika ada iritasi, buang.
d. Bibir, mulut, lidah. Jika tidak ada reaksi pada langkah 3, lanjutkan dengan langkah berikut :
1. Letakkan sedikit sample tanaman pada bibir.
2. Letakkan sedikit sample tanaman pada sudut mulut..
3. Letakkan sedikit sample tanaman pada bagian atas lidah.
4. Letakkan sedikit sample tanaman pada bagian bawah lidah.
5. Kunyah sedikit sample.
6. Tunggu hingga 5 menit untuk setiap langkah no 4 diatas. Jika ada iritasi/ketidaknyamannan, BUANG !
e. Makan dalam jumlah yang sedikit, dan tunggu sekitar 5 jam. Selama masa 5 jam ini, jangan makan atau minum makanan yang lain.
Bagian yang dapat dimakan yang dapat memberikan energi yang cukup adalah umbi (umbi akar atau umbi batang), buah, biji dan daun. Ciri tumbuhan yang dapat dimakan :
a. Bagian tumbuhan yang masih muda
b. Tumbuhan yang tidak mengandung getah
c. Tumbuhan yang tidak berbulu
d. Tumbuhan yang tidak berbau kurang sedap
e. Tumbuhan yang dimakan oleh mamalia
Langkah-langkah yang perlu dilakukan bila akan memakan tumbuhan
a. Makan tumbuhan yang sudah dikenal
b. Makan jangan hanya satu jenis tumbuhan
c. Sebaiknya jangan makan buahnya yang berwarna mencolok, karena menngandung racun alkaloid
d. Cara memakan pertama dengan mengoleskan sedikit ke bibir dan di tunggu reaksinya. Bila tidak terasa aneh (panas, pahit, gatal) berarti cukup aman.
e. Yang paling baik adalah dengan terlebih dahulu memasak bagian tumbuhan yang akan dimakan.
Contoh tumbuhan yang dapat di makan :
a. Umbi di dalam tanah : talas, kentang, bengkoang, paku tanah
b. Bagian batangnya : umbut muda pisang, sagu, begonia
c. Buah : kelapa, arbei, konyal, buah rotan
d. Biji : padi, jagung, rumput teki
e. Bunga : turi, pisang
f. Daun : rasa mala, melinjo, babadotan, pohpohan, pakis.
Tumbuhan obat
Tunbuhan yang dapat berguna sebagai obat-obatan dapat dikelompokkan menjadi dua:
1. Dimakan atau di minum
Contohnya adalah sebagai berikut :
a. Bratawali (Anamitra Coccullus) tumbuhan merayap. Terdapat dihutan, kampung. Batangnya di rebus, rasanya pahit. Kegunaan : untuk anti demam, malaria, pembersih luka, penambah nafsu makan.
b. Kejibeling/ngokilo (Strobillatesses) tumbuhan semak dihutan. Daunnya dimasak untuk obat pinggang dan infeksi/keracunan pada pencernaan.
c. Sembung/sembung manis (Blumen alsmifira). Jenis rumputan, terdapat pada padang rumput yang banyak angin. Daunnya diseduh dengan air panas dapat digunakan untuk sakit panas dan sakit perut.
2. Tumbuhan obat untuk luka.
a. Getah pohon kamboja untuk menghilangkan bengkak. Gosok getah pada bagian yang bengkak, biarkan 24 jam, bersihkandengan minyak kelapa kemudian air hangat.
b. Air rebus bratawali untuk mencuci luka, juga air batang pohon randu.
c. Daun Sambiloto atau daun Ploso di tumbuk halus untuk anti sengatan kalajengking.
Tumbuhan berguna lainnya
1. Tumbuhan penyimpan air seperti : tumbuhan beruas (bambu, rotan), tumbuhan merambat, kantong semar, kaktus, batang pisang, dll.
2. Tumbuhan pembuat atap/pelindung : daun nipah, aren, sagu, daun pisang, dll.
3. Tumbuhan pengusir ular dan serangga lainnya : lemo.
4. Indikator air bersih : tespong, selada air.
Tumbuhan beracun
1. Getah pohon paku putih dapat menyebabkan kebutaan
2. Getah pohon rengas, ingas/semplop, sangat berbahaya sebab merusak jaringan
3. Getah jambu monyet menyebabkan gatal-gatal
4. Buah aren mentah menyebabkan gatal-gatal
5. Kecubung
6. Rarawean dapat menyebabkan gatal dan pedih
7. Daun fulus menyebabkan gatal dan panas
8. Si cantik beracun (Poisson Ivy) menyebabkan gatal-gatal.
Dilihat dari Arah Lilitan
Tumbuhan merambat dan melilit di pohon lain bisa dimakan jika lilitan batang ke arah kanan (searah dengan jarum jam), di antaranya gembili (Dioscorea aculeate), gembolo (Dioscorea bulbifera), umbi rambat. Namun, bila arah lilitannya ke kiri (berlawanan arah jarum jam) dan batangnya berduri, haruslah ekstra hati-hati. Jenis kedua ini misalnya gadung (Dioscorea hispida), yang beracun, walaupun tetap dapat dimakan setelah melalui proses pengolahan terlebih dahulu.
Sementara keluarga rumput-rumputan seperti tebu dan beberapa jenis bambu, rebungnya enak dimakan. Demikian pula pisang hutan bisa langsung dikonsumsi. Di tempat yang lembab dan tinggi, tunas dan daun muda jenis paku-pakuan enak dimakan. Tumbuhan lain yang buahnya juga bisa dimakan, misalnya markisa (Passiflora sp). Markisa ini tumbuhan merambat dengan bunga khas. Beberapa anggota keluarga sirsak (Annonaceae), misalnya Annona muricata, daging buahnya segar. Buah lainnya seperti senggani (Melastoma sp), arbei hutan (Rubus), dan anggur hutan.
Selain tumbuhan tadi, jamur pun bisa menjadi penyelamat di saat tersesat. Namun, kita harus bisa membedakan mana jamur yang biasa dikonsumsi dan jamur liar (beracun). Untuk menghindari makan jamur beracun, perlulah diketahui ciri-cirinya, yaitu warna payungnya gelap atau mencolok, misalnya biru, kuning, jingga, coklat. Pengecualian untuk jamur kuping dengan payung coklat itu bisa dimakan. Bau tidak sedap disebabkan mengandung asam sulfida atau amonia juga sekaligus menunjukkan jamur tersebut tak layak dikonsumsi. Dan jamur beracun umumnya tumbuh di tempat yang kotor, misalnya pada kotoran hewan.
Dengan berbekal ilmu survival, mudah-mudahan ini akan menjadi pegangan penting apabila kita menghadapi masalah di hutan. Yang terpenting, sebaiknya sebelum dimakan, tumbuhan liar di hutan dimasak dahulu untuk mengurangi dampak buruk, seperti diare dan alergi. Apabila terjadi kasus keracunan, usahakan muntahkan sebisa mungkin, dan minumlah air kelapa atau bila ada gunakan “pil norit” untuk membantu mengurangi kadar keracunan.
Hewan
di dalam hutan terdapat juga satwa –satwa liar yang dapat kita makan diantaranya adalah sebagai berikut :
• Molusca, contohnya siput dan kerang.
• Annelida, contohnya cacing tanah dan sondari (Pheretima sp)dan lintah (Hirudinaria sp).
• Insecta, contohnya belalang (Palanga sp)
• Crustacea, contohnya udang dan kepiting
• Pisces, semua ikan dapat dimakan.
• Amphibia, contohnya katak Rana sp
• Reptilia, contohnya ular, kadal, cecak dan lain-lain.
• Mamalia, contohnya kelinci, rusa, tikus dan lain-lain.
• Aves, contohnya ayam hutan Gallus gallus.
•
Untuk mempermudah mendapatkan satwa ini maka kita memerlukan peralatan atau membuat peralatan sebagai berikut ;
• Tali, adakalanya dalam keadaan survival diperlukan tali untuk mengikat sesuatu atau sebagai alat bantu dalam pejalanan, sedangkan tali buatan tidak tersedia dalam perlengkapan yang dibawa, untuk itu tali dapat dibuat dari sobekan kain, rotan, akar, bambu atau pilinan/anyaman serat tumbuhan.
• Pisau, dapat dibuat dengan menggunakan kulit luar bambu ( sembilu ), pecahan kaca, tulang binatang atau batuan yang diruncingkan
• Memancing, untuk tali dapat dibuat dari benang kain / pakaian atau serat tumbuhan, sedangkan mata kail dibuat dari peniti, kawat, duri, kayu atau tulang
• Selain dengan peralatan mancing, mencari ikan dapat dilakukan dengan menuba, di daerah pedalaman dilakukan dengan menggunakan akar tuba sedangkan untuk daerah pantai dapat dilakukan dengan menggunakan buah Baringtonia yang ditumbuk dan ditebarkan ke perairan yang banyak mengandung ikan.
• Senjata, dalam keadaan survival terkadang kita memerlukan senjata untuk mempertahankan diri atau berburu binatang guna keperluan makan, ada beberapa cara diantaranya dengan memakai tongkat kayu, bambu runcing, tombak, boomerang, kapak atau panah yang kesemuanya dapat dibuat sendiri dari bahan yang tersedia.
• Jerat,/Jebakan dan Jaring. Selain menggunakan senjata, untuk menangkap hewan dalam kadaan survival, paling praktis adalah dengan membuat jerat hewan, jenis jerat bermacam macam tergantung jenis serta ukuran hewan yang akan ditangkap. Jebakan diatas dibuat dengan cara melobangi tanah, jenis mamalia kecil akan terjebak di dalam lobang karena berbentuk seperti leher botol, hati-hati dalam mengambil tangkapan karena bisa jadi yang masuk malah ular berbisa.Jerat yang aman dalam artian, hewan yang kena tidak akan mati karena jebakannya adalah dengan membuat jerat kaki, hewan yang menginjak jebakan akan terjerat kakinya.Untuk jenis burung atau dapat menggunakan jaring yang dipasang diantara dua pohon yang biasa dilalui burung. Burung yang terbang akan tersangkut di jaring sehingga mudah untuk ditangkap
Alangkah Baiknya, jika sebelum di konsumsi perhatikan terlebih dahulu apakah satwa tersebut aman bagi tubuh kita. bahaya tersebut karena;
- Mengandung bisa / racun. Bukan berarti kita tidak memakan jenis hewan ini, akan tetapi perlu diperhatikan bahayanya bagi tubuh kita. Apabila unsur racun / bisa dalam tubuh binatang ini bisa kita hilangkan maka kita dapat mengkonsumsinya. Binatang yang berbahaya tersebut diantaranya adalah; Nyamuk malaria, semut api, tawon atau lebah, kelabang dan atau scorpio/kalajengking, pacet, harimau, buaya, ular, ikan lepu batu, ikan pari dan lain-lain.
- Menyebarkan bau yang khas / busuk. Binatang tertentu tidak dapat dimakan karena mempunyai kelenjar bau yang menyebar secara khas (busuk). Ini dimunkinkan karena bau busuk tersebut berfungsi sebagai senjata untuk melindungi dari predator. Contoh binatang ini adalah tikus busuk atau cecurut.
Binatang yang bisa dimakan
• Belalang
• Jangkrik
• Tempayak putih (gendon)
• Cacing
• Jenis burung
• Laron
• Lebah , larva, madu
• Siput
• Kadal : bagian belakang dan ekor
• Katak hijau
• Ular : 1/3 bagian tubuh tengahnya
• Binatang besar lainnya.
Binatang yang tidak bisa dimakan
• Mengandung bisa : lipan dan kalajengking
• Mengandung racun : penyu laut
• Mengandung bau yang khas : sigung
by : Uji
Dari Berbagai Sumber
Tidak ada komentar:
Posting Komentar